Ekosistem Estuari

1. Lingkungan Hidup Estuar
a. Apakah ekosistem estuari?

ekosistem estuaria
Lingkungan hidup di estuari ditandai oleh adanya perubahan campuran air asin dan air tawar yang terjadi secara terus-menerus, serta adanya dominasi lumpur halus dari laut dan sungai yang dibawa masuk ke estuari. Lumpur itu kemudian tertimbun di estuari sebagai paparan lumpur yang luas.
Estuari merupakan bagian dari perairan pantai yang penting bagi kehidupan manusia, baik sebagai pintu keluar-masuk perahuperahu nelayan, sebagai tempat hidup berbagai jenis burung dan avertebrata lainnya, atau sebagai sumber perikanan setempat. Campuran air asin dan air tawar itu merupakan masalah hidup hewan-hewan tertentu. Paparan lumpur merupakan substrat yang kaya makanan, tetapi sedikit oksigen atau bahkan anoksik (tidak ada oksigen bebas).

a. Kadar garam
Kadar garam di estuari berkisar antara 0,5-35‰ (per mil=satu per seribu) dan Umumnya dinyatakan sebagai air payau. Garam-garam ini terutama ion-ion Na+ dan Cl- ditambah dengan potasium, kalsium, magnesium, dan ion sulfat, ditambah lagi ion-ion lain dalam jumlah yang sangat kecil. Kadar garam di laut dan di air tawar stabil, sedangkan kadar garam di estuari sangat bervariasi. Menurut pola sebaran kadar garam di estuari, ada tiga tipe estuari, yaitu estuari positif, estuari negatif, dan estuari netral.Pada estuari positif, penguapan air dari permukaan lebih kecil dari volume air tawar yang masuk dari sungai ke estuari.
  • Pada estuari positif ini, air tawar mengalir di atas air laut yang telah masuk dari laut ke estuari, dan lambat-laun air bercampur secara vertikal dari dasar ke atas. Tipe estuari ini sangat khas di bagian dunia yang beriklim sedang.
  • Pada estuari      tipe negatif, situasi yang berlawanan terjadi. Penguapan dari permukaan melebihi volume air tawar yang masuk ke estuari. Estuari tipe ini selain banyak terdapat di daerah tropik seperti di Indonesia, juga dapat terjadi di mana saja dengan air sungai yang sangat kecil.
  • Pada estuari tipe netral, penguapan yang terjadi dari permukaan sama dengan volume air tawar yang masuk dari sungai. Akan tetapi, kejadian ini jarang terjadi.
b. Lumpur estuari
Endapan lumpur di lingkungan estuary berasal dari laut, sungai, atau curahan air hujan di daratan sekitar estuari. Bersama dengan endapan itu, terangkut pula partikelpartikel organik dari ekskresi hewan atau tumbuhan yang mati atau busuk. Pada saat larutan dan senyawa organik itu masuk ke estuari dari laut dan sungai, senyawa organik itu tinggal sebagai timbunan dan tergabung di dalam ekosistem estuari bersama dengan senyawa anorganik yang halus.

c. Senyawa organik terlarut
Di dalam semua ekosistem perairan, senyawa organik biasanya dikelompokkan menjadi dua fraksi yang dapat diukur dengan menyaring melalui saringan dengan diameter pori rata-rata berukuran 0,5 μm. Bagian yang lewat saringan disebut senyawa organik terlarut (DOM) walaupun itu akan mengandung bahan partikel yang sangat halus ditambah senyawa yang betul-betul terlarut. Fraksi yang tinggal di saringan disebut partikel senyawa organik (POM). Konsentrasi dari DOM dan POM sebagai karbon organik di perairan estuari berada di antara laut dan sungai.

3. Rantai makanan di estuari
Rantai makanan di estuari tergantung pada pasokan energi dari sinar matahari dan transportasi senyawa organik ke dalam estuari dari sungai dan dari arus pasang surut air laut. Di dalam estuari, tumbuhan atau produsen primer mengubah pasokan itu menjadi senyawa organik tumbuhan. Tumbuhan itu kemudian dimakan oleh hewan pemakan tumbuhan (herbivor) atau konsumen pertama, yang seterusnya konsumen pertama itu dimakan oleh karnivor atau konsumen kedua, dan seterusnya sampai ke konsumen tingkat akhir.
Setiap tingkat dalam rantai makanan disebut dengan tingkat trofik, produsen adalah trofik tingkat pertama.
a. Produsen primer di estuari
Di dalam ekosistem estuari dapat dijumpai berbagai jenis produsen primer. Pada paparan pasir atau lumpur, dapat dijumpai lamun (Enhalus acoroides) yang merupakan tumbuhan berbunga, dan beberapa jenis algae, antara lain algae berfilamen seperti Enteromorpha sp., dan Padina sp. Di dalam kolom air estuari dijumpai fitoplankton, seperti diatom atau dinoflagellata.
Produktivitas primer jenis-jenis tumbuhan tersebut sudah tentu tergantung pada sinar matahari dan suhu, serta juga dipengaruhi oleh adanya nutrisi, terutama nitrogen dan fosfat. Begitu tingginya tingkat produktivitas primer di estuari disbanding dengan di laut ini terutama disebabkan oleh tingginya tingkat nutrisi di estuari. Nutrisi ini sangat banyak terdapat di perairan estuari, baik yang datang dari laut, sungai, atau daratan di sekitar estuari. Di dalam estuari, nutrisi itu digunakan oleh tumbuhan. Tumbuhan yang mati kemudian didaur ulang oleh bakteri pembusuk atau decomposer menjadi nutrisi kembali untuk dimanfaatkan lagi oleh tumbuhan.

Tentang peran produsen primer di dalam ekosistem estuari ini, detritus juga memegang peranan penting. Detritus yang terdiri dari sisa–sisa pembusukan tumbuhan produsen primer dan mikroba, mempunyai peran penting dalam menjaga kestabilan ekosistem estuari. Keberadaan detritus menjamin suplai makanan sepanjang tahun dan diabsorbsinya kembali nutrisi yang telah larut.

b. Konsumen primer (herbivor dan detritivor)
Estuari kaya akan sumber makanan bagi konsumen primer dari rantai makanan. Sumber makanan utama diperoleh dari besarnya jumlah detritus yang melimpah di dalam kolom air dan di dasar estuari.
Sebagian besar hewan konsumen primer terdapat di dasar estuari, seperti teritip (Krustasea, Cirripedia), kerang dan keong (Bivalvia dan Gastropoda) yang berada di permukaan dasar estuari, ataupun hewan lainnya yang hidup di dalam lumpur, seperti cacing.
Zooplankton biasanya berada di kolom air. Akan tetapi, adanya arus pasang surut dan aliran sungai yang masuk ke estuari ditambah lagi dengan keterbatasan yang ditimbulkan dari kekeruhan, membuat zooplankton mempunyai peran kecil dalam rantai makanan estuari dibanding dengan perannya di laut. Makanan zooplankton dan bentos kebanyakan berada dalam bentuk partikel organik halus, apakah itu berupa fitoplankton hidup atau macam-macam fragmen hasil pembusukan yang menjadi detritus.

1. Bentos yang hidup di estuari

Bentos dalam estuari dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Yang hidup di permukaan lumpur
Contoh: Perna viridis (kerang hijau) dan siput Strombus sp
Perna viridis (kerang hijau)
Strombus adalah karnivorus (pemakan jenis siput yang lebih kecil) di permukaan paparan lumpur estuari, hidupnya merayap,sedangkan kerang hijau, Perna viridis, hidup menempel di permukaan dan mendapatkan makanannya dengan jalan menyaring partikel-partikel organik yang ada dalam kolom air dan terbawa oleh arus.
b. Yang hidup di dalam lumpur
Contoh: cacing Marphysa sp. dan Branchimaldane sp.

cacing Marphysa sp
Cacing ini memakan benda-benda organik (detritus), diatom yang terdapat di dasar, atau benda organik yang tersuspensi pada waktu air pasang dan surut Cacing Marphysa terutama terdapat di dasar perairan dengan sedimen tidak lebih kecil dari 80 ųm. Biomassa cacing ini tergantung dari banyak sedikitnya senyawa organik di dalam lumpur.

2. Krustasea

Krustasea
Berbagai macam jenis krustasea ditemukan dalam habitat estuari mulai dari yang besar sampai yang kecil. Komponen utama dari krustasea yang hidup di estuari adalah amfipod (Amphipoda) yang hidup di dalam lumpur dekat permukaan. Amfipod membuat liang yang khas berbentuk U. Binatang ini memakan berbagai detritus organik dan keluar dari liang untuk mencari fragmen detritus di sekitarnya. Selain Amphipoda, krustasea lain yang biasa ditemukan adalah kelompok kepiting (Brachyura), kelomang (Anomura), dan udang-udangan (Macrura)

3. Meiofauna

Meiofauna
Meiofauna adalah hewan bentik bersel banyak (multiseluler) yang mempunyai ukuran tubuh antara 32ųm-1000ųm. Mereka hidup di antara rongga-rongga butiran pasir sehingga tidak pernah membuat liang. Seluruh siklus hidupnya tidak pernah mengalami fase planktonik sehingga fase larva juga hanya terjadi di lingkungan bentik. Keberadaan meiofauna dapat dijumpai di perairan pasang surut sampai dengan dasar perairan laut dalam. Termasuk meiofauna adalah hewan yang dapat melewati lubang saringan berukuran 0.5 mm. Sebagai contoh adalah Copepoda Harpacticoida yang hidup di dasar perairan.

c. Konsumer sekunder
1. Ikan

ikan
Berbagai jenis ikan ditemukan di perairan estuari. Ikan-ikan ini ada yang menetap, ada yang datang untuk mencari makan dan bertumbuh besar, atau untuk bertelur. Ikan-ikan ini memakan biota yang lebih kecil (pemangsa), memakan tumbuhan (herbivor), atau menyaring busukan organik (detritus) dengan cara memasukkan lumpur ke dalam mulutnya lalu memuntahkannya kembali setelah menyaring fragmen-fragmen organiknya seperti yang dilakukan oleh ikan-ikan Belanak (Mugilidae)

2. Avertebrata
Berbagai jenis hewan avertebrata ditemukan menghuni perairan estuari. Sebagaimana halnya dengan ikan, avertebrata yang ditemukan di perairan estuari sebagian merupakan penghuni tetap, sebagian lagi datang untuk mencari makan, membesar, atau bertelur. Salah satu contoh adalah udang satang (Macrobrachium sp.) yang datang ke perairan estuari dari hulu untuk bertelur. Avertebrata lainnya adalah larva udang penaeid yang bergerak dari laut menuju perairan estuaria untuk membesar
udang satang (Macrobrachium sp.) 

3. Burung
Burung-burung laut yang datang mencari makan di perairan estuari sebagian adalah burung bermigrasi. Burung bermigrasi ini mengunjungi perairan estuari tropik selama musim dingin di tempat mereka tinggal untuk bertelur.
Burung-burung laut 
Jumlah hewan dan tumbuhan yang hidup di estuari lebih kecil dari yang hidup di laut atau di air tawar. Berkurangnya jumlah jenis hewan dan tumbuhan itu dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu kadar garam dan substrat. Perbedaan yang terjadi ditunjukkan dengan berkurangnya keanekaragaman jenis, tetapi jumlah individu tiap jenis itu dapat sangat banyak.
Ekosistem Estuari, khususnya di paparan lumpur yang luas dapat dikembangkan untuk dijadikan tambak ikan atau udang.

Fungsi ekologis estuaria :
  • Sebagai sumber zat hara dan bahan organic yang diangkut lewat sirkulasi pasang surut.
  • Penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan yang bergantung pada estuaria sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makanan.
  • Sebagai tempat untuk berreproduksi dan/atau tumbuh besar terutama bagi sejumlah spesies ikan dan udang.
  • Pemanfaatan wilayah estuaria sebagai tempat permukiman, penangkapan dan budidaya sumber daya ikan, transportasi, dan pelabuhan maupun kawasan industri.
  • Sebagai tempat pemukiman.
  • Penangkapan dan budidaya sumber ikan.
  • Sebagai Jalur transportasi.
  • Sebagai pelabuhan dan kawasan industri

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment