Biologi Laut Dalam
http://kuliahkelautan.blogspot.com/ - adaptasi organisme laut-dalam
- salah satu adaptasi yg diamati pada hewan-hewan laut-dalam dan mesopelagik adalah warna.
- ikan-ikan mesopelagik khususnya cenderung berwarna abu-abu keperakan atau hitam kelam.- invertebrata mesopelagik berwarna ungu atau merah cerah.- organisme yg hidup di zona abisal dan batial sering tidak berwarna atau berwarna putih kotor dan tampaknya tidak berpigmen, khususnya hewan-hewan bentik.- adaptasi lain yg terutama pada ikan penghuni zona mesopelagik dan batipelagik bagian atas ialah sepasang mata yg besar.- mata yg besar memberikan kemampuan maksimum untuk mendeteksi cahaya di dalam perairan di mana intensitas cahay sangat rendah.- langkanya pakan mengakibatkan terdapatnya beberapa adaptasi lain.- kebanyakan ikan laut-dalam mempunyai mulut yg besar, relatif besar daripada ukuran tubuhnya, dibandingkan dengan ikan penghuni habitat bahari lainnya.- respon lain terhadap langkanya pakan ditunjukkan antara lain oleh ikan pemancing (ceratoidea) yg mnjadikan dirinya suatu perangkap dengan menggunakan dari sirip dorsal yg telah mengalami modifikasi sebagai umpan.- kebanyakan ikan laut-dalamyg berhasil ditangkap berukuran kecil, juga bil dibandingkan dengan kerabat-kerabat mereka dari perairan bahari yg dangkal.- hanya sedikit ikan berukuran besar hidup di laut-dalam, sekalipun beberapa ikan besar berhasil diambil fotonya dengan menggunakan kamera bawah-permukaan air yg diberi umpan.
bioluminesens di laut dalam- bioluminisens ialah produksi cahaya oleh organisme hidup.- organ penghasil cahaya dinamakan fotofor. khususnya pada ikan dan cumi-cumi terdapat fotofor dalam jumlah besar.- selain cumi-cumi fotofor juga terdapat pada invertebrata lain.- hewan yg memiliki fotofor paling banyak terdapat di bagian atas laut-dalam, yaitu di zona mesopelagik dan bagian atas zona batipelagik.
manfaat bioluminesens1.untuk menghindarkan diri dari pemangsaan, karena dengan adanya fotofor dapat menyamakan intensitas cahaya yg masih dapat menembus dari permukaan laut.2.untuk menghasilkan cahaya kilat yg menyilaukan dan dengan demikian dapat melumpuhkan sejenak suatu predator.3.fotofor juga dapat berfungsi sebagai umpan agar organisme yg dimangsa mendekat sampai jarak jangkau terkaman seekor predator.4.fotofor berguna untuk menerangi daerah sekelilingnya sehingga suatu predator dapat melihat mangsanya.5.fotofor juga sebagai pengenal sesama spesies yg sama dan lawan jenis.
keragaman organismev semula laut dalam dianggap sebagai sutu gurun biologi karena rendahnya kepadatan populasi-populasi organisme bentik, kecilnya ukuran tubuh invertebrata yg emnghuninya dan langkanya contoh-contoh yg memuaskan.v pendapat tentang besarnya keragaman fauna laut-dalam di dasarkan seluruhnya atas pola-pola kepadatan nisbi.v jumlah individu penghuni laut-dalam sedikit sekali, tetapi setiap spesies secara seragam diwakili hanya oleh beberapa individu.v pendapat tentang keragaman fauna laut-dalam masih spekluatif karena hingga kini tida terdapat hasil perbandingan antara jumlah spesies yg secara nyata menghuni laut-dalam dengan laut dangkal.
beberapa hipotesis yg saling bertentangan tentang keragaman organisme laut-dalam1. hipotesis stabilitas-waktu, dikemukakan oleh sanders (1968). mengatakan bahwa keragaman yg tinggi terjadi karena kondisi-kondisi lingkungan yg sangat stabil telah berlangsung lama sekali di laut-dalam, sehinga memungkinkan spesies-spesies berevolusi hingga sangat berspesialisasi untuk menghuni mikrohabitat atau memanfaatkan pakan tertentu.2.teori permanen atau teori gangguan (dayton dan hessler 1972). bahwa jumlah organisme akan terus meningkat sampai suatu batas tertentu yg ditentukan oleh suatu sumberdaya yg kelimpahannya paling rendah. pada saat inilah berlangsung persaingan yg mengakibatkan tersingkirnya beberapa spesies. di laut-dalam jumlah individu sangat rendah sedangkan ruang hidup sangat luas.3.hipotesis luas, yg dapat memberikan penjelasan yg memadai tentang meningkatnya keragaman dengan meningkatnya kedalaman. hipotesis ini angat sederhana, karena terdapat korelasi positif antara jumlah spesies dengan luas daerah. korelasi tersebut di atas hanya da di lautan atlantik. para peneliti di lautan pasifik tidak menemukan korelasi seperti diatas, di sini umumnya keragaman tidak meningkat dengan meningkatnya kedalaman.
perairan dangkal subtidalv perairan dangkal subtidal meliputi bagian laut yg terletak antara batas air surut terendah dipantai dengan ujung paparan benua pada kedalaman 200 m.v sebagian besar zona ini terdiri dari sedimen lunak, pasir, lumpur dan sedikit daerah dengan substrat keras.
Secara ekologis terdapat dua kelompok organisme yg agak berbeda didaerah ini yaitu :1. efifauna, organisme bentik yg hidup pada atau, dalam keadaan lain berasosiasi dengan permukaan.2. infauna adalah organisme yg hidup di substrat lunak.
infauna mencakup 90 % dari daerah sublitoral. Kondisi Lingkunga
v pada perairan dangkal, interaksi ombak, arus, upwelling menimbulkan turbulensi.
v produktivitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan perairan lepas pantai yg serupa karena melimpahnya nutrien baik yg berasal dari runoff daratan maupun pendaurulangan.v pergerakan ombak merupakan faktor yg penting didaerah ini.v pergerakan ombak yg kuat memindahan partikel halus sebagai suspensi dan menyisakan pasir.v jadi sedimen lumpur yg baik hanya dapat terbentuk pada dasar yg pergerakan ombaknya rendah atau letaknya lebih dalam sehingga tidak terlalu dipengaruhi oleh ombak.v salinitas di daerah ini lebih bervariasi daripada di laut terbuka atau laut-dalam.v daerah dekat sungai-sungai besar yg mengeluarkan sejumlah besar air tawar, salinitas tidak berubah banyak sehingga dapat menimbulkan perbedaan ekologis.v suhu juga lebih bervariasi di perairan pantai dan menunjukkan perubahan musiman yg jels di daerah yg beriklim sedang.v penetrasi cahaya diperairan ini lebih kecil dibandingkan laut terbuka.v kumpulan partikel-partikel sisa, baik dari daratan, dari potongan-potongan kelp dan rumput laut, kepadatan plankton menyebabkan terhambatnya penetrasi cahaya sampai beberapa meter.
infauna mencakup 90 % dari daerah sublitoral. Kondisi Lingkunga
v pada perairan dangkal, interaksi ombak, arus, upwelling menimbulkan turbulensi.
v produktivitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan perairan lepas pantai yg serupa karena melimpahnya nutrien baik yg berasal dari runoff daratan maupun pendaurulangan.v pergerakan ombak merupakan faktor yg penting didaerah ini.v pergerakan ombak yg kuat memindahan partikel halus sebagai suspensi dan menyisakan pasir.v jadi sedimen lumpur yg baik hanya dapat terbentuk pada dasar yg pergerakan ombaknya rendah atau letaknya lebih dalam sehingga tidak terlalu dipengaruhi oleh ombak.v salinitas di daerah ini lebih bervariasi daripada di laut terbuka atau laut-dalam.v daerah dekat sungai-sungai besar yg mengeluarkan sejumlah besar air tawar, salinitas tidak berubah banyak sehingga dapat menimbulkan perbedaan ekologis.v suhu juga lebih bervariasi di perairan pantai dan menunjukkan perubahan musiman yg jels di daerah yg beriklim sedang.v penetrasi cahaya diperairan ini lebih kecil dibandingkan laut terbuka.v kumpulan partikel-partikel sisa, baik dari daratan, dari potongan-potongan kelp dan rumput laut, kepadatan plankton menyebabkan terhambatnya penetrasi cahaya sampai beberapa meter.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteUPZZ
ReplyDelete