Ilmu Kelautan - Ekosistem Lamun (Seagrass)

1.Defenisi Lamun
Lamun (Seagrass) merupakan tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu beradaptasi di perairan  yang salinitasnya tinggi, hidup terbenam di dalam air dan memiliki rhizoma, daun, serta akar sejati
•Padang lamun (Seagrass bed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang menutup suatu area pesisir/laut dangkal, terbentuk dari satu jenis atau lebih dengan kerapatan padat atau jarang
•Ekosistem Lamun (Seagrass ecosystem) yaitu sistem (organisasi) ekologi padang lamun yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik
•Habitat hidup lamun: perairan dangkal agak berpasir dan sering juga dijumpai di terumbu karang.
•Ciri‐ciri ekologis padang lamun antara lain adalah:
1.Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir
2.Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataran terumbu karang
3.Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan terlindung
4.Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan
5.Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika keseluruhan tubuhnya terbenam air termasuk daur generatif
6.Mampu hidup di media air asin
7.Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik.
•Klasifikasi lamun berdasarkan karakter tumbuh-tumbuhan dengan dasar gambaran moerfologi dan atonomi.
•Lamun merupakan tumbuhan laut monokotil memiliki perkembangan rhizoma yang baik.
•Pada sistem klasifikasi, lamun berada pada Sub kelas Monocotyledoneae, kelas Angiospermae.
Dari 4 famili lamun yang diketahui, 2 berada di perairan indonesia yaitu Hydrocharitaceae dan Cymodeceae
Famili hydrocharitaceae dominan merupakan lamun yang tumbuh di air tawar sedangkan 3 famili lain
•Hal yang penting dalam adaptasi reproduksi lamun adalah hidrophilus yaitu kemampuannya untuk melakukan polinasi di bawah air.
•Yang membedakan antar spesies adalah keanekaragaman bentuk organ sistem vegetatif.
•lamun memiliki akar sejati, daun, pembuluh internal yang merupakan sistem yang menyalurkan nutrien, air, dan gas.

lamun
Gambar.lamun

A. Akar
•Akar pada Halophiladan Halodulememiliki karakteristik tipis (fragile), seperti rambut, diameter kecil
•spesies Thalassodendron memiliki akar yang kuat dan berkayu
•Akar lamun merupakan tempat menyimpan oksigen untuk proses fotosintesis
•Beberapa lamun diketahui mengeluarkan oksigen melalui akarnya (Halophilaovalis)
•(Thallassia testudinum) lebih baik pada kondisi anoksik.
•Karena akar lamun merupakan tempat untuk melakukan metabolisme aktif (respirasi) maka konnsentrasi CO2 di jaringan akar relatif tinggi.

B. Rhizoma
•Rhizoma, bersama dengan akar, menancapkan tumbuhan ke dalam substrat.
•Rhizoma seringkali terbenam di dalam substrat yang dapat meluas dan memiliki peran yang utama pada reproduksi secara vegetatif.
•Reproduksi secara vegetatif lebih penting daripada reproduksi dengan pembibitan karena lebih menguntungkan untuk penyebaran lamun.

C. Daun
•Beberapa bentuk morfologi sangat mudah terlihat yaitu bentuk daun, bentuk puncak daun, keberadaan atau ketiadaan ligula
•Daun lamun terdiri dari dua bagian yang berbeda yaitu pelepah dan daun.
•Pelepah daun menutupi rhizoma yang baru tumbuh dan melindungi daun muda.
•Anatomi yang khas dari daun lamun adalah ketiadaan stomata dan keberadaan kutikel yang tipis.

 Jenis-jenis Lamun
1. Halophila ovalis
Halophila ovalis

2. Cymodocea sp
Cymodocea sp

3. Enhalus acoroides
Enhalus acoroides

4. Halodule sp
Halodule sp

5. Thalassia sp
Thallassia sp

6. Syringodium sp
Syringodium sp


 Karakteristik Ekologi
1. Suhu
•Perubahan suhu mempengaruhi metabolisme, penyerapan unsur hara dan kelangsungan hidup
•Pada kisaran suhu 25 ‐30°C fotosintesis bersih akan meningkat dengan meningkatnya suhu
•Respirasi lamun meningkat dengan meningkatnya suhu, kisaran 5 ‐35°C.
•Produktivitas lamun meningkat dengan meningkatnya suhu,Pada kisaran suhu 10 ‐35 °C
2. Salinitas
•Toleransi lamun terhadap salinitas bervariasi antar jenis dan umur.
•Lamun yang tua dapat menoleransi fluktuasi salinitas yang besar, namun dengan waktu toleransi yang singkat.
•Kisaran optimum untuk pertumbuhan Thalassia dilaporkan dari salinitas 24‐35 permill
•Salinitas berpengaruh terhadap produktivitas, kerapatan, dan lebar daun
3. Kekeruhan
•Kekeruhan mempengaruhi kehidupan lamun karena dapat menghalangi penetrasi cahaya yang dibutuhkan untuk berfotosintesis
•Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel‐partikel tersuspensi
•Pada perairan pantai yang keruh, maka cahaya merupakan faktor pembatas
4. Kedalaman
•Kedalaman perairan dapat membatasi distribusi lamun secara vertikal.
•Lamun tumbuh di zona intertidal hingga mencapai kedalaman 30 m
•kedalaman perairan juga berpengaruh terhadap kerapatan dan pertumbuhan lamun
4. Nutrien
•Ketersediaan nutrien menjadi fektor pembatas pertumbuhan, kelimpahan dan morfologi lamun.
•Penyerapan nutrien dilakukan oleh daun dan akar.
•Penyerapan nutrien dominan dilakukan oleh akar lamun.
5. Substrat
•lamun hidup di substrat lumpur, lumpur pasiran, pasir, pasir lumpuran, puing karang dan batu karang.
•Tipe substrat juga mempengaruhi standing crop lamun.
•Selain itu rasio biomassa di atas dan dibawah substrat sangat bervariasi antar jenis substrat

Fungsi dan Peranan
•Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya, dengan keanekaragaman biota yang cukup tinggi.
•Peranan lamun di lingkungan perairan laut dangkal sebagai berikut:
1. Sebagai produsen primer
2. Sebagai habitat biota
3. Sebagai penangkap/menahan sedimen
4. Daun lamun yanglebat akan memperlambat air yang disebabkan oleh arus dan ombak.
5. Sebagai pendaur zat hara
•Secara tradisional lamun telah dimanfaatkan untuk :
1. Kompas dan pupuk
2. cerutu
3. Dianyam menjadi keranjang
4. Tumpukan untuk pematang
5. Mengisi kasur
6. Obat-obatan
•Banyak kegiatan atau proses, baik alami maupun oleh aktivitas manusia yang mengancam kelangsungan ekosistem lamun.
•Ancaman‐ancaman alami terhadap ekosistem lamun:
1. berupa angin topan
2. gelombang pasang
3. interaksi populasi dan komunitas (pemangsa dan persaingan),
4. pergerakan sedimen
5. kemungkinanhama dan penyakit.
•Aktivitas manusia yang mengancam kelangsungan hidup ekosistem lamun:
Kegiatannya
- Pengerukan yang berkaitandengan pembangunan arealestate pinggir laut, pelabuhan,industri, saluran navigasi
Dampak potensial
- Perusakantotalpadanglamun
- Perusakanhabitatdilokasipembuanganhasilpengerukan
- Dampaksekunderpadaperairandenganmeningkatnyakekeruhanair,danterlapisnyainsanhewanair

Fauna di Ekosistem Lamun
•Komunitas lamun dihuni oleh banyak jenis hewan bentik, organisme demersal serta pelagis yang menetap maupun yang tinggal sementara
•Spesies yang sementara hidup di lamun adalah juvenil dari organisme yang mencari makanan serta perlindungan
•Ada empat kelompok besar fauna :
1. Infauna (hewan yang hidup didalam sedimen)
2. Fauna Motil (fauna motil berasosiasi dengan lapisan permukaan sedimen
3. Epifauna Sesil (organisme yang menempel pada bagian lamun)
4. Fauna Epibentik Fauna (fauna yang berukuran besar dan bergerak diantara lamun).

 1. Krustase
•Krustasea yang berasosiasi dengan lamun merupakan komponen penting dari jaring makanan di lamun.
•krustase sebagai produsen primer karena merupakan sumber makanan utama bagi berbagai ikan dan invertebrata selama juvenil dan dewasa
•Krustase predator yang paling umum adalah kepiting kotak, Famili Calappidae dan aktif memakan gastropoda.
2. Moluska
•Moluska adalah kelompok makroinvertebrata yang paling banyak diketahui berasosiasi dengan lamun di Indonesia, dan mungkin yang paling banyak dieksploitasi.
•Moluska utama pada padang lamun subtropis adalah detrivor dengan sangat sedikit yang langsung memakan lamun.
•Gastropoda cenderung memakan perifiton.
•Mudjiono et al. (1992) mencatat 15 spesies moluska (11 gastropoda dan 4 bivalvia) dari padang lamun di Teluk Banten, Barat Daya Laut Jawa
3. Echinodermata
•Hewan Echinodermata adalah komponen komunitas bentik di lamun memiliki nilai ekonomi.
•Lima kelas echinodermata yang ditemukan pada ekosistem lamun
Holothuroidea (timun laut atau teripang), Echinoidea (bulu babi), Asteroidea (Bintang laut), Ophiuroidea (Bintang Laut Ular), Crinoidea.
•Echinodermata besar lain seperti Protoreaster, Peintaceraster dan Culcita spp. cenderung pengurai dan pemakan segala dan tidak memakan lamun secara langsung.
•Echinodermata pada umumnya makan pada malam hari.
•Mereka mencari sampai ke dasar substrat, memakan alga, serasah lamun dan daun lamun yang masih hidup.
4. Ikan Di Lamun
•Ekosistem lamun adalah habitat yang penting bagi spesies ikan khusus sebagai daerah asuhan
•Keanekaragaman dan kelimpahan ikan di padang lamun biasanya lebih tinggi daripada yang berdekatan dengan substrat kosong.
•Zooplankton dan epifauna krustasean adalah makanan utama ikan yang berasosiasi dengan lamun
•kelimpahan relatif dan komposisi spesies ikan di padang lamun tergantung pada tipe (terumbu karang, estuaria, mangrove)

Hutomo dan Martosewojo (1977) membagi kumpulan ikan yang berasosiasi dengan lamun di Pulau Pari menjadi 4 kategori, yaitu :

1.Penghuni tetap, dengan memijah dan menghabiskan sebagian besarhidupnya di padang lamun (contohnya Apogon margaritoporous).
2.Menetap dengan menghabiskan hidupnya di padang lamun dari juvenile sampai dewasa, tetapi memijah di luar padang lamun (contoh : Halichoeres leparensis, Pranaesus duodecimalis, Paramia quinquilineata)
3.Menetap hanya pada saat tahap juvenile (contoh : Siganus canaliculatus, S.virgatus, S.chrysospilos, Lethrinus spp, Scarus spp, Abudefduf spp, dll)
4.Menetap sewaktu‐waktu atau singgah hanya mengunjungi padang lamun untuk berlindung atau mencari makan.
•Ekosistem padang lamun sangat penting bagi kehidupan penyu hijau dan dugong karena merupakan sumber makan
•Dugong mengkonsumsi lamun terutama bagian daun dan rhizoma yang memiliki kandungan nitrogen tinggi
•Ekosistem padang lamun berfungsi sebagai penyuplai energi baik pada zona benthik maupun pelagis

Gambar Fauna pada ekosistem padang lamun
Fauna pada ekosistem padang lamun




rantai makanan dalam habitat padang lamun
Rantai makanan dalam habitat padang lamun

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment